Aku tidak tahu dari mana
asalnya, semua yang ada didalam pikiranku ini.
Entah tidak tahu atau tidak
menyadari.
Memang ada sebabnya, tapi
semua itu keluar begitu saja. Prasangka adalah “pendapat (anggapan) yang kurang
baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui ( menyaksikan, menyelidiki) sendiri;”
bagaimanapun aku mengutipnya dari aplikasi KBBI V ya, guys.
Oh yeah! aku tahu prasangka
itu bukan hal baik.
Tapi aku pun bukan manusia
yang penuh energi negatif. Ya aku percaya aku orang baik, YA! bukan hanya
karena aku ini bukan penjahat... Aku baik. Dengan segala prasangka yang kerap
aku rasakan aku hanya ingin yakin jika itu bukanlah sifat atau karakter yang
aku miliki.
Aku terlalu tidak enak untuk
berbicara jujur, terlalu takut untuk menyakiti perasaan orang lain. Terlebih
orang yang aku kasihi. Aku juga terlalu takut mengubah suasana nyaman menjadi
canggung. Apakah hanya aku yang begitu? Jika kamu tak begitu, kamu harus tahu
jika perasaan itu menyakitkan. Aku tahu itu.
Aku memilih untuk
menyimpannya, kemudian datang berbagai prasangka. Prasangka yang biasanya
semakin membuatku tersakiti.
Mungkin aku disakiti oleh
orang lain. Orang lain terlalu menyinggung perasaanku, berlebih dengan kedok
leluconnya. Menyakitkan dan aku dibilang baperan, HAHA menyebalkan!! Orang lain
terlalu melupakanku, terlebih aku adalah orang yang sangat dekat dengannya. Apa
itu karena kesepian? Orang lain terlalu merendahkanku, padahal aku selalu
melakukan hal bagus. Apa terlalu sombong? Orang lain terlalu tidak perduli
dengan perasaanku, padahal aku selalu ada untuknya. Apa karena terlalu
bergantung?
Aku tersakiti karena itu.
Apakah berkata jujur akan
menjamin jika diriku tidak akan tersakiti?
Bahkan aku tidak tahu apakah
yang aku rasakan itu benar atau salah, dan aku pun tidak tahu ini soal
kebenaran atau kesalahaan.
Entah dimulai dari mana urutan
sebab akibat antara perasaanku dan perlakuan orang lain terhadapku itu. Karena
'orang lain' yang membuat ku berprasangka, atau karena ketidak jujuranku dan
ketakutanku yang membuatku selalu berprasangka.
Bukankah aku menyalahkan orang
lain? Entahlah, mungkin ini hanya
karena orang lain bertindak tidak sesuai dengan keinginanku saja. Makanya aku
berprasangka.
Bukankah terpikirkan olehku,
aku juga menyakiti orang lain.. dengan prasangka ku itu. Ya, selalu
terpikirkan. Kurasa sudah seharusnya aku menyadari itu. Karena itu, aku juga
tersakiti. Aku terus berprasangka padahal aku tahu orang lain akan tersakiti,
bahkan hatiku juga sakit ketika aku harus menyakiti oranglain.
Karena aku juga tahu setiap
orang punya pendapat masing-masing, semua orang punya sudut pandang berbeda dan
semua orang berhak merasakan kebahagiaan. Aku tahu, tapi aku terus membela diri
dengan terus perprasangka, terus mengatakan jika orang lain begini begitu dan
terus menuntut harusnya begini begitu. Sesuai keinginanku.
Mungkin aku egois
Mungkin yang dipikiranku hanya
hal negatif
Aku berprasangka karena marah
Lalu,
Aku marah karena berprasangka
Hanya penyesalan yang tersisa
Apakah seharusnya aku tidak
berprasangka? Apakah seharusnya aku bicara jujur saja? Tapi bukankah itu
egois? Kurasa apapun itu aku memang selalu egois kan, karena pikiranku ini.
Aku hanya berprasangka karena
aku tidak berani berbicara. Aku tahu, bisa saja prasangka ku itu salah. Maka
dari itu aku tidak bicara. Hah, karena takut salah ya... YA! Karena prasangka ku juga bisa saja benar,
maka dari itu aku tidak bicara. Karena aku takut semakin tersakiti. Dan itu
juga merupakan prasangka.