Minggu, 29 April 2018

Review Lagu Blackpink - Playing With Fire



BLACKPINK

PLAYING WITH FIRE




Lagu Playing With Fire milik Blackpink ini sangat enak sekali untuk didengar sambil bernyanyi dan menari. Sudah kah lagu ini masuk dalam list music kamu ?!

uri eomman maeil naege malhaesseo
eonjena namja josimharago
sarangeun machi buljangnan gataseo
dachinikka Eh

eomma mari kkok majeuljido molla
neol bomyeon nae mami tteugeopge daraolla
duryeoumbodan neol hyanghan
kkeullimi deo keunikka Eh

Sebagai gadis, Blackpink juga merasakan jatuh cinta. Ia teringat nasihat ibunya bahwa ia akan terluka jika bermain cinta, karena jatuh cinta itu seperti saat bermain dengan api. Bukankah sangat manis sekali keperdulian seorang ibu kepada anak gadisnya ? Untuk itu ia harus berhati-hati dengan laki-laki. Namun disisi lain ia tidak bisa menahan perasaaannya, walau sang ibu berkata begitu, ia tidak takut. Karena rasa ketertarikan pada pria itu semakin besar. Bahkan hanya dengan melihatnya, hatinya sudah memanas seperti bermain api.

meomchul su eopneun i tteollimeun
On and on and on
nae jeonbureul neoran sesange
da deonjigo sipeo

Dan perasaan tersebut semakin ditekankan pada lirik ini, bagaimana gugupnya perasaan saat jatuh cinta. Kencangnya degupan jantung terasa bisa tertengar oleh telinga dan rasanya tidak adil bila dirasakan sendiri. Maka dari itu blackpink ingin sekali membagi perasaannya pada pria itu.

Look at me look at me now
ireohge neon nal aetaeugo ijanha
kkeul su eopseo
uri sarangeun buljangnan

My love it on fire
Now burn baby burn
buljangnan
My love it on fire
So don’t play with me boy
buljangnan

Jatuh cinta benar-benar seperti bermain dengan api, ketika perasaan itu sudah melekat ia tidak bisa menghentikan api asmara yang sudah membakar hatinya. Look at me now! blackpink membutuhkan tanggung jawab pada pria yang sudah membuatnya seperti itu. Ia memperingatkan untuk tidak main-main pada cintanya yang yang membara ini.


Oh no nan imi meolli wabeoryeoneungeol
eoneusae i modeun ge jangnani anin geol
sarangiran ppalgan bulssi
bureora baram deo keojyeoganeun bulgil
ige yaginji doginji uri eommado molla
nae mam doduginde wae gyeongchaldo molla

Dan ia terkejut melihat bagimana cinta yang sebenarnya jalani, kini ia sudah jatuh terlalu dalam. Ia datang terlalu jauh untuk cinta yang lagi-lagi hanya permainan. Sebuah permainan, cinta

Seperti api besar yang tertiup angin. Apa yang akan ia hasilkan dari dalamnya perasaan yang ia berikan. Suatu obat atau racun ? Akankah pria itu juga mencintainya atau ia yang malah akan patah hati .?  sang ibu tidak tahu. Pria itu telah merampok hatinya.

bul buteun nae simjange deo bueora neoran gireum
kit him will I dit him
I don’t know but I mit him
jungdogeul neomeoseon i sarangeun crack
nae simjangui saekkkareun black

Tapi bahkan tidak mengapa jika pria itu membuat perasaannya lebih besar. Ia akan mencium pria itu atau lalu ia akan membuangnya. Blackpink mencintainya namun cintanya sudah retak. Hatinya sudah berwarna hitam, yang berarti kini cintanya dingin tanpa perasaan.

geotjabeul suga eopneun geol
neomuna ppalli peojyeo ganeun i bulgil
ireon nal meomchuji ma
i sarangi oneul bameul taewobeorige whooo

Rasa cintanya sudah tidak terkenadali jadi biarlah cintanya yang merambat cepat itu membakar malam . Walau seburuk apapun cinta itu, ia tidak akan menghentikannya. 

.

.

.

.


Arti lagu Playing with fire ini sangat serasi sekali dengan musiknya, begitu pula dengan video musiknya. Jatuh cinta memang banyak rasanya. Cinta yang membara juga tidak baik jikalau hanya satu sisi yang merasakannya. Benar bukan ? Part favoritku bagian rap lisa, kalau kamu ? 
Read more

Sabtu, 28 April 2018

Review Lagu Blackpink - Whistle



BLACKPINK Whistle




Hey, boy
Make 'em whistle like a missile, bomb, bomb
Every time I show up, blow up, uh
Make 'em whistle like a missile, bomb, bomb
Every time I show up, blow up, uh

Biasanya wanita tidak suka dengan yang dinamakan 'cat calling'. Benar bukan ? Karena hal itu sangat mengganggu dan tidak enak didengar. 'Shtuuwwiiitt twiiw' kira-kira begitu siul-an versi saya. Beberapa laki-laki terkadang melakukan hal ini terhadap wanita, entah baik atau buruk artinya. Menurut saya judul lagu blackpink 'whistle' ini mengarah pada siul-an atau cat calling. Tapi mari jangan salah paham..

neon neomu areumdawo
neol ijeul suga eopseo
geu nunbicci ajik nareul
ireohge seollege hae boom boom

24, 365
ojik neowa gati hagopa
najedo i bamedo
ireohge neoreul wonhae

Seseorang memang bisa saja langsung terpikat pada satu keindahan dengan cepat. Ia ; Blackpink tidak bisa melupakan tatapan pria itu yang membuat jantungnya berdebar. Bahkan disebutkan 'twenty four, three six five' yang berarti selama 24 jam dan 365 (jumlah hari dalam satu tahun) blackpink hanya ingin selalu bersama pria itu. Apakah itu merupakan cinta pada pandangan pertama ? Aku rasa iya.

modeun namjadeuri nal maeil check out
daebubuni nal gajil su issda chakgak
jeoldae manheun geol wonchi
anha mameul wonhae nan
neon simjangeul doryeonae boyeobwa
aju ssikssikhage ttaeron chic chic hage
So hot so hot naega
eojjeol jul moreuge hae
najimagi bulleojwo
nae gwisgae doneun hwiparamcheoreom

Cat calling. Banyak siulan dari para pria, seolah apa yang para pria itu lakukan bisa memikat blackpink. Tapi tidak, ia hanya ingin mendengar siulan dari pria itu. Ia hanya menginginkan pria itu bersamanya. Hanya satu pria.

idaero jinachiji mayo
neodo nacheoreom nal ijeul suga eopsdamyeon
neol hyanghan i maeumeun Fire
nae simjangi ppareuge ttwijanha
jeomjeom gakkai deullijanha

hwiparam Uh
hwi param param param
(Can you hear that?)
hwi parapara para bam
hwiparam Uh
hwi param param param
(Can you hear that?)
hwi parapara para bam

Ia berharap pria itu juga tidak melupakan dirinya,  pria itu harus mendengar jantungnya yang berdebar seperti siulan karena terlalu bersemangat. Ya, karena perasaan itu datang dengan cepat. Ia tidak mau jika pria yang membuat hatinya luluh malah melupakannya begitu saja.

Hold up,
amu mal haji ma
Just whistle to my heart
geu soriga jigeum nareul ireohge seollege hae
boom boom

saenggageun jiruhae neukkimi - sssttt!
Every day, all day
nae gyeoteman isseojwo zoom zoom

Hari-hari yang membosankan membuat perasaannya tidak karuan. Tidak perlu mendengar kata apapun, cukup dengan membalas perasaannya seperti saat bersiul untuknya pun sudah membuat ia senang. Karena ia merasa siulan dari pria itu mengartikan jika perasaannya terbalas.

Uh eonjena nan stylin'
dodohajiman ne apeseon darlin'
tteugeowojijanha like a desert island
neo aragalsurok ullyeodaeneun maeumsok
geuman naeppae neomeowara
naege boy ijen checkmate
geimeun naega win
nan neol taekhae anajwo deo
sege nuga neol garo
chae gagi jeone naega---

Ia yang selalu bergaya elegan dan dingin pun meleleh saat didepan pria itu. Semakin lama mengenalnya hatinya semakin terpikat pada pria itu. Ia hanya ingin pria itu datang padanya dan mengakui kekalahannya. Maka ia akan memeluk pria itu erat agar tidak ada yang merebut darinya.



baramcheoreom seuchyeoganeun
heunhan inyeoni anigil
manheun mareun piryo eopseo
jigeum neoui gyeote
nareul deryeoga jwo

Ia berharap perasaan dan hubungan mereka tidak sia-sia dan hanya sebatas angin lalu. Karena sesungguhnya ia hanya ingin berada di sisi pria itu.


Make 'em whistle like a missile, bomb, bomb
Every time I show up, blow up, uh
Make 'em whistle like a missile, bomb, bomb
Every time I show up, blow up, uh

                Buatlah siulan yang hanya untuk ku. Hanya ketika aku yang datang, lalu bersiul.

.


blackpink- whistle

.

Tentunya aku tidak sedikit pun berpikir jika Blackpink setuju atau mendukung atau senang terhadap prilaku ‘cat calling’ ya. Menurutku perilaku itu tidak sopan dan menyakiti harga diri wanita. Terlepas dari itu, namanya juga hati.. apa lagi gadis remaja beranjak dewasa hatinya masih labil. Terkadang emang mudah juga terpikat sama cowok. Iya gak sih. Ibaratnya, 'dari sekian banyak yang godain aku, kamu yang hipnotis aku. Aku jatuh hati. Kalau itu kamu, gapapa godain aku aja'. Apa aku lucu ? Jiji ya. Pffftttttt.

Lagu whistle ini cocok sekali menjadi lagu debut Blackpink.  !! Bravo

 
Read more

Selasa, 17 April 2018

MISSILE TIME : #3 DIKENALI

.
.
.
Hari ini tepat satu minggu Gefal menjalani kehidupannya sebagai Gefal si murid SMA. Terlepas dari kejenuhannya yang selalu menunggu Ranin, kini ia sangat senang bahwa ternyata ia memiliki kehidupan yang normal. Setidaknya pergi ke sekolah membuat durasi menunggu Ranin lebih sedikit untuk Gefal.
Gefal sangat menikmati waktunya, ia merasa lebih akrab dengan dirinya sendiri. Ia beradaptasi dengan baik, walau pun ia masih takut salah langkah. Takut akan yang ia lakukan malah bertolak belakang dengan dirinya yang dahulu.
Selama lima hari sekolah, Gefal selalu datang terlambat. Ia juga selalu bosan dengan guru yang sedang menerangkan pelajaran, Danel berkata jika hal itu normal. Apalagi saat guru yang tiba-tiba memberi tugas padahal Gefal baru saja masuk kelas karena terlambat. Menjengkelkan !!
.
Seperti hari ini...
Mengerjakan tugas Fisika yang bentuknya isian di alam terbuka mempunyai sensasi yang berbeda. Walau soal itu sulit, dan membuat dirimu frustasi, setidaknya kamu tidak akan kehabisan oksigen jikalau kamu tiba-tiba sesak nafas. Angin semilir membuat otakmu yang sedang berpikir menjadi lebih adem, awas! Jangan sampai kepanasan, takut nanti otakmu malah meledak. Minimal kamu berada di bawah pohon, seperti yang dilakukan Gefal dan Danel sekarang ini. Dua orang terbuang ini terpaksa membuat kelompok sendiri. Alhasil mereka yang harus benar-benar mengerjakan tugas fisika itu.
Pak Mar tidak melarang muridnya untuk keluar kelas. Ia hanya berpesan untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan, kemudian guru fisika itu meninggalkan kelas karena berdasarkan berita yang tersebar guru-guru memang sedang ada rapat dadakan.
"Haduh.., pertanyaannya banyak sih ah! lima soal, tapi anaknya banyak! Ahh pusing.." kata Danel sambil melempar lembar kertas pada Gefal, Danel sudah pasrah saat melihat jumlah soal dan pertanyaan di lembar tugasnya. 
"Hanya karena telat, gak ada yang mau berkelompok dengan kita. Yang lain satu kelompok berlima. Kita hanya berdua!!?!  kejam sekali hidup ini." Keluh Gefal yang mengikuti pose Danel yang sedang selonjoran menyandar pada pohon.
"Emang!! Pada sensi banget sama kita. Tinggal selipin nama kita aja ribet bgt. Dikira kita ga bermanfaat apa ya" Balas Danel
Orang-orang yang berada dikelasnya itu memang begituberkelompokrasis dan tidak punya empati.  Semuanya sangat pandai, mereka bersosialisasi menurut peringkat. Peringkat yang dibuat sendiri berdasarkan nilai tugas dan semacamnya. Baru satu minggu berada dikelas sebelas IPA satu, Gefal sudah bisa merasakan ketatnya persaingan. Peringkat lebih atas tidak akan perduli pada banyak hal, mereka hanya perduli pada orang disampingnya karena takut dilampaui, dan untuk peringkat terakhir.. orang itu memang sangat dikenali siapa saja, namun ia akan diasingkan. Itulah alasan mengapa saat Gefal kembali bersekolah pun tidak ada yang perduli bahkan seolah tidak dikenali. Tak apa, Gefal hanya butuh sahabat-sahabatnya.
Gefal belum punya peringkat karena dirinya baru saja mulai bersekolah, dari yang bisa Gefal amati ia menduga jika Danel adalah peringkat terakhir. Namun Danel tidak juga mengakui kebenaran itu.
"Parah!!" Tambah  Danel yang kemudian terus mengeluh
"Kita harus mikir berdua gitu ??!"
"Tadi Pak Mar ngejelasin apa lagian"
"Ini pelajaran tentang apa sih"
Gefal hanya semakin frustasi, mengingat beberapa saat lalu saat dirinya menggelar aksi protes pada teman satu kelasnya untuk dimasukan ke kelompok yang ada, Danel dangan yakin menyemangati Gefal untuk mengerjakan tugas mandiri bersamanya.
"Tenang Ge, baca dulu soalnya.. terus kerjain." Kata Danel saat itu,
"Ahh, nih nomor satu a nih. Katanya Sebuah benda terjatuh dari gedung dengan ketinggian 20 meter. Hitunglah lamanya waktu benda jatuh ke tanah,.."
"A-apa fisika belajar hal seperti itu ?" Tanya Gefal yang baru hari ini bertemu kembali dengan pelajaran fisika yang tidak ada diingatannya.
"Kita ke rooftop gedung IPS aja, kayaknya 20 meter ada lah tuh gedung. Lu tunggu di bawah ntar gue jatohin apaan kek gitu tar lu waktuin- ahh mudah ituuuuu!!" Kata Danel yang sangat optimis seolah ia akan membuktikan pada orang-orang kelas jika ia akan mendapatkan nilai sempurna dan peringkatnya akan meroket.
"Ahh.. iya iya oke" dan itulah alasan Danel lelah, ia sudah dua kali naik turun gedung empat lantai hanya untuk mengisi satu soal. Tetapi tetap saja kini Danel banyak mengeluh dan menyerah membuat Gefal geram.
"Kita gausah ngumpulin aja lah.." Kini Danel merebahkan dirinya begitu saja pada rerumputan di bawah pohon mangga yang menjulang itu.
"Esh, ayo lah Danel.. Ini akan jadi nilai pertamaku. Baca soalnya, lalu kerjakan.. kita sudah punya dua soal yang dijawab." Bujuk Gefal yang dihiraukan begitu saja oleh Danel
.

Ish
.
.
"Hello pemuda indonesia, sedang apakah kalian dibawah pohon rindang penuh sejarah ini" sambut Ado yang datang dengan ceria bersama Hasdi yang mengusap-usap kepala botak yang mulai berambut itu.
Mereka berdua langsung mengambil posisi nyamannya “Tidur teroooosss!!” seru Hasdi yang terang-terangan menyindir Danel yang sedang memejamkan matanya itu.
Merasa terusik Danel mengganti posisinya menjadi miring menghadap pohon.
Ado mengguncang-guncangkan tubuh Danel dengan tangannya “Nel.. Nel bangun woi.. eh bangun katanya mau tidur” Ledek Ado , namun Danel tetap tidak perduli.
“Hei kudanel, bangun!”
Suara yang terdengar memaksakan itu membuat Danel terusik dan bangun, Danel tahu itu adalah suara Gefal yang dicoba menyerupai Medina, namun tetap saja mendengar kalimat tersebut membuat Danel benar-benar ingin bangun.. untuk kemudian teringat Medina yang belakangan ini bersikap aneh pada dirinya.
“Aduhh, langsung galau” Kata Hasdi lagi-lagi sembari mengusap-usap kepalanya.
“Belum sebulan udah marahan gini duh, jadi kepikiran.. aduhh” sahut Ado yang dibalas tatapan membunuh oleh Danel “ett, parah noh Gefal noh..”
“Ishh, Sorry. Gak tahu apa-apa nih ya” Kata Gefal melakukan pembelaan ditambah dengan finger peace.
“Dasar upin-ipin kampret!, udah ah! Ge ayo, kerjain lagi soal berikutnya.. nih kita udah ada di pohon mangga.” Setelah melempar Hasdi dan Ado dengan rumput yang ia cabut sekenanya Danel memaksakan untuk mengerjakan tugasnya kembali.
Danel dan Gefal kembali berkonsentrasi, menyerap pertanyaan dengan perlahan kemudian membayangkan apa yang harus ia lakukan. Tugas yang memaksa mereka menemukan konsep dari judul pembelajaran saat itu.
“Idiiih, ngerjain tugas aja ampe diem-dieman begitu. “ Kata Ado yang bosan dengan keheningan itu.
“Mereka lagi mikir bolot!” Seru Hasdi
“Elahh, Danel suru mikir mah kasian. Gak akan kuat, biar Gefal sajah” sahut Ado
“Coba sini, pertanyaannya apaan sih.. Frustasi banget ngerjainnya” Hasdi yang memang memiliki kapasitas otak yang lebih akhirnya tidak tega melihat Danel dan Gefal yang begitu frustasi hanya kerena tugas.
“Pelajaran apaan sih..”
Dengan wajah tanpa ekspresi Gefal menyerahkan lembar tugasnya itu pada Hasdi, Gefal sudah muak..  ia bertanya-tanya apakah dirinya dahulu pintar atau tidak. Ia berharap ketidak tahuan nya tentang pelajaran itu hanya kerena ingatannya belum pulih. Ia sangat berharap dirinya bukan peringat terakhir.
“Dih pertanyaannya apaan nih, buah kelapa dan buah mangga jatuh secara bersamaan dari ketinggian h1 dan h2. Bila h1 banding h2 sama dengan 4 banding 1,  hitunglah perbandingan waktu jatuhnya mmmm.. Wadaww!!" Hasdi begitu heboh membaca soal fisika milik Danel dan Gefal tersebut, ya mungkin karena ia adalah murid dari jurusan IPS.
"Bhahahaha soal apaan itu, haduuuh” Ado yang mendengarnyapun tertawa terbahak-bahak. Mereka benar-benar menertawakan soal yang tidak berdosa itu.
“Jadi kalian dibawah pohon begini mau nungguin mangga jatoh terus di itung gitu. Aduh kocak banget sih anak IPA, mangga jatoh aja diribetin” ledek Ado yang mungkin jika ia tulis semua ucapannya ke media sosial akan menjadikan Ado terkenal.
“Ribet banget ya, nih ya kalo mangga apa lagi kelapa jatoh.. ya lu tinggal ambil, terus makan! Rejeki itu mah..” Kata Hasdi yang bicara seperti Ayah yang sedang memberi wejangan pada anaknya.
“Itu kalo cuma satu.. kalo banyak gimana pak Hasdi ?” sahut Ado
“Kalo banyak ? Ya kumpulin terus jual.. dapet duit!” Jawab Hasdi
“Mantap sekali bapak ini!!” Ado dan Hasdi kemudian berjabat tangan seperti telah melakukan perjanjian dagang. Mereka senang sekali mentertawai Danel dan Gefal. Walau Danel sudah membalas perbuatannya itu tetap saja mereka tidak berhenti mengolok-olok. 
.
**
.
Senang sekali rasanya bisa menyelesaikan tugas sampai berlembar-lembar dengan usaha sendiri, ya walaupun tidak benar-benar sendiri; butuh bantuan orang lain. Tapi Gefal bangga, akhirnya ia akan mendapatkan nilai pertamanya. Karena mengerjakan tugas berdua dengan Danel tidaklah sukses apalagi ditambah ada Ado dan Hasdi yang entah kenapa bisa berkeliaran saat itu. Gefal memutuskan untuk pergi ke perpustakaan dan untunglah bertemu dengan Medina yang untungnya juga mau dimintai pertolongan.  Saat itu Danel menyingkirkan Ado dan Hasdi dengan mengajaknya ke kantin.
“Medi juga sangat pintar, aku lebih paham mendengarkan penjelasan dia dibanding Pak Mar.” Lagi-lagi Medina membuat Gefal terpesona dengan kepandaiannya.
“Di perpustakaaan tadi juga rasanya nyaman sekali, seperti tidak asing lagi. Apa aku sering kesana ? lalu aku ini seorang yang pandai?” Gefal jadi berharap lebih, tapi perasaan hangat diruangan yang sebenarnya dingin karena tidak banyak yang menggunjungi memang terasa nyaman untuknya. Apakah jika ia sering mengunjungi perpustakaan, ingatannya akan pulih? ataukan rasa nyaman itu hanya kerena ada Medina yang setidaknya adalah orang yang mengenalnya.
“Entah lah.. Yang penting, Medina pun yakin aku akan mendapat nilai tinggi dengan tugas yang akan ku kumpulkan” ucap Gefal yang yakin bisa menyelamatkan peringkatnya juga peringkat Danel di kelas. Sungguh ia sudah sangat jengkel karena keberadaannya tidak dianggap.
“Ge-Gefal..”
Tiba-tiba seorang perempuan menghampirinya, name tag nya bertuliskan ‘Laila Nia’. Sontak Gefal terkejut ada yang orang lain yang mengajaknya berbicara selain Danel, Ado, Hasdi dan Medina. Apa dia ada dikelas yang sama dengannya, Gefal tidak tahu karena tidak pernah melihat wajahnya. Laila pun terlihat takut atau ragu memanggil Gefal.
Gefal merasa tidak boleh membuat Laila canggung, namun karena ia banyak berpikir malah membuat Laila semakin canggung
“Aku Laila!?, aku.. itu, apa kamu udah mengerjakan tugas tadi ?” Tanya Laila.
“Ahh.. Iya aku tahu, Lalia. Emm-”
“Aku sudah selesai, pertanyaannya lumayan. Tadi aku mengerjakan sampai mempraktekannya,  HAHAHA! ternyata Medi bilang tidak usah sampai begitunya. Ah.. Medi, Medina dia ada dikelas sebelah. Dia membantuku, dia bilang aku akan dapat nilai yang tinggi.” Karena kecerobohannya merasa grogi, Gefal malah bicara tidak penting pada orang yang baru saja mengajaknya berbicara.
“Ahh, maaf Laila. Aku gak jelas hahaha”
“Iiya,, Aku, mau ambil tugasmu, karena sebenarnya kami semua baru saja mengumpulkan tugas itu ke ruangan Pak Mar.” Kata Laila.
“Emm, maksudku sekalian aku mau mengumpulkan tugasku juga.” Tambahnya
“Oh, jadi aku tertinggal. Tapi apa tidak apa-apa ? aku bisa mengumpulkannya bersama Danel nanti”
“Eh jangan!!” seru Laila. Gefal cukup terkejut dengan ekspresi Laila, dan sepertinya Laila juga merasa dirinya berlebihan menanggapi Gefal. Untuk membuat Laila tidak lebih canggung lagi Gefal menyerahkan lembar tugasnya pada Laila.
Mengapa rasanya berat sekali memberi lembar jawaban pada orang lain. Dia tidak akan menyalin jawabanku kan..
“Gefal.. kenapa kamu menjauhi aku ?” tanya Laila. Pertanyaan Laila membuat Gefal semakin terkejut. Sepertinya Laila akan banyak membuat Gefal terkejut.  Seperti biasanya, Gefal akan lama berpikir. Ia takut salah ucap.
Apa Laila dekat dengan ku ?
Pertanyaan apa itu tadi ?
Tapi mengapa ia tidak tahu jika aku amnesia ?
Gefal tidak bisa mengucapkan dirinya amnesia begitu saja pada orang lain. Ia tidak bisa percaya pada sembarangan orang. Bahkan Danel, Ado dan Hasdi pun sama sekali tidak mengungkit masa lalunya dan tentang kecelakaan itu. Mereka juga tidak pernah bercerita tantang Laila.
.
.
.
.
.
#nextsoon

Read more

MISSILE TIME : #2 FIRST QUESTION (PACAR?)

“Lo siapa ?” 

Gefal sangat menyadari pertanyaan Danel itu diberikan kepadanya. Sudah sejak tadi Gefal ingin dilibatkan dalam  percakapan, tapi diberi pertanyaan seperti  itu membuat Gefal bingung. Apa mereka tidak kenal padanya, mereka sudah lari bersama, sudah dihukum bersama, dan mereka sudah juga tertawa bersama. Apa mereka tidak berteman..
Gefal tersenyum “Gue Gefal. Gefal Rajata.”

  *
“Lo duduk sama siapa sebelumnya?”
“Emm, tidak tahu”
“Esh,..” 
“Eh iya. Ge, Lu jangan aneh ya kalau gua selalu sendiri dan gak ada yang akrab sama gua dikelas ini. Karena, Ya emang gak ada yang gua kenal juga, gua ini .. ah gimana ya. Lu tau lah gimana ,kalau bangsawan kan beda ya.” Danel terus mengoceh karena terkejut jika ia sebenarnya satu kelas dengan Gefal namun selama ini Danel tidak menyadari kehadiran Gefal. Ocehan yang ia terus bicarakan dari masih menjalani hukuman, ngaso dikantin sampai kali ini sudah masuk kelas yang sebenarnya sama sekali tidak Gefal mengerti.
“Gak masalah kok lu gak kenal gua.Gua ini memang agak introvert sebenernya.” Lanjut Danel
Omong kosong macam apa ini. 
Sedari tadi Gefal hanya bisa menahan pertanyaan-pertanyaan dibenaknya, bagaimana bisa ia menanggapi ocehan Danel sedangkan Gefal sendiripun lupa dengan kehidupannya. Yang Gefal ingat hanya dirinya adalah Gefal yang sangat menyayangi kakaknya yaitu Ranin. Mengapa Danel banyak meminta maaf perihal tidak mengenal Gefal, padahal Gefal juga tidak mengenal Danel. Apa Gefal harus minta maaf juga. Bahkan Danel juga penasaran dengan siapa sebelumnya Gefal berteman, padahal jika bukan perempuan yang bernama Medina menyebutkan jika Gefal adalah teman satu kelas Danel pun Gefal tidak akan tahu ia berada dikelas berapa. Mana mungkin Gefal ingat siapa teman baiknya. 
“Haahhh..” Gefal menghela nafas kemudian merebahkan wajahnya diatas meja. Melihat ekspresi Danel entah kenapa membuat Gefal semakin jengkel.  Si Danel ini ngomong apa sih, apa dia sebenarnya tahu aku amnesia. Jadi sengaja bicara gak jelas biar aku pusing..
“Tapi Ge..” ucap Danel setengah-setengah, wajahnya menunjukan jika ia sedang berpikir. 
Tapi lagi!!,  kapan sih  dia benar-benar berhenti mengoceh 
Tiba-tiba Danel menepuk-nepuk punggung Gefal pelan, suasana jadi sedikit romantis “Yaudah lah,.. pokonya, aku sudah memaafkan kesalahanmu yang dahulu. Jadi, mari kita saling memaafkan, memulai lembaran baru dan mulai berteman. Oke kawan.. ” ucap Danel dengan lembut, mereka saling bertatapan.

“Oh shit man!! Geli guaaa, lu kenapa liatin gua begitu deh ahh!!”

**

Jam pelajaran ketiga sedang berjalan, dan itu adalah pelajaran pertama untuk Gefal. Namun bukannya melakukan kegiatan belajar dikelasnya. Gefal malah terbaring di UKS. Ia sudah menahan sakit kepala sejak menjalani hukuman sampai wajahnya pucat, dan Danel menyarankan agar Gefal istirahat di UKS. Saran itu sangat membantu sekali, karena sebenarnya Gefal juga tidak membawa buku atau pun alat belajar yang bisa ia pakai.
“Ahh.., tiduran memang yang terbaik.”
Lagi pula, si kaka apa-apaan deh. Main masuk-masukin majalah, cuma buat tasku jadi berat aja.
Ketika merasakan beban dari tasnya, Gefal berpikir jika dirinya sudah memasukan setidaknya buku catatan dan alat tulis. Namun ternyata bukan itu isi dari tasnya. Ia baru sadar jika Ranin melakukan sesuatu pada tasnya sebelum berangkat
ke sekolah. 
Untuk : Kakak kaku <3
‘Selamat siang KAKAK :) , diberitahukan bahwa telah terjadi suatu kesalahan. Hmm ini tidak fatal kok, tapi rasanya agak aneh ketika murid SMA Pria hanya membawa majalah fashion wanita ke sekolahnya. Tolong lebih teliti lagi.’
Membayangi bagaimana Ranin dengan segala ketidak perduliannya memasukan majalah ke tas sekolah miliknya, wajib bagi Gefal melaporkan kejadian ini pada Ranin. Ia menyesal telah mengisi kebosanan dengan membaca majalah.
“Idih, dibaca doang!!” seru Gefal sambil menatap ponselnya.
Untuk : Kakak kaku <3
‘Kakak tidak membalasnya karena sedang makan siang ? baiklah. Makan yang banyak,  aku sudah kenyang. Tapi akan lebih baik jika membawakan makanan enak untuk adikmu ini.’
‘Aku tidak belajar hari ini’
‘Ku rasa ini hari pertama masuk sekolah yang sangat buruk, apa aku memang seburuk ini?’
'Aku benar-benar bolos belajar hari ini!!! Tapi itu juga bukan keinginanku sendiri kok'
'Sudahlah lupakan saja'
Gefal mengakhiri pesan singkat yang ia kirim untuk Ranin dalam waktu yang cepat itu. Kali ini Ranin juga tidak membalas pesan yang Gefal kirim, seperti hari-hari sebelumnya. Gefal menyerah untuk hari ini.
“Kenaaapa Ge ? senyum-senyum sendiri, liatin handphone. Dasar ABG!,  pasti lagi kasmaran” Kata Danel yang baru saja kembali setelah sebelumnya pamit ingin memanggil seseorang.
Pertanyaan yang dijawab sendiri itu membuat Gefal terkejut, Danel terlalu tiba-tiba masuk.
“Itu , Kakakku.., dia tidak balas pesanku” 
“Iya iya.. mana ada pesan gak dibalas lalu malah senyum-senyum.  Pakai alasan kakak segala, basi banget.” 
"Tapi jago juga lu dapat kakak kelas"
Terserahhhhhh . Gefal merasa Danel ini memang unik. Menjengkelkan sekali,  ternyata saran baik Danel menyuruhnya untuk ke UKS bukan semata-mata ia khawatir dengan kondisi Gefal. Si Danel ini malah ikutan diem di UKS . Sangat berbeda dengan Danel sebelumnya, dengan heroiknya Danel ijin pada Guru untuk menjadi penjaga dan merawat Gefal yang sedang sakit, padahal kenyataan ia hanya tiduran sambil sibuk dengan ponselnya. Ado dan Hasdi yang memang tidak berada satu kelas dengan Gefal sempat datang, namun mereka pergi lagi. Gefal bersyukur mereka memilih bolos dengan cara lain. Kepala Gefal benar-benar tambah sakit.
“Ya ampun Medi!!, aku bilang kan gak perlu repot-repot . Sini biar aku yang bawa..” Kata Danel yang bangkit kembali ketika ia baru saja duduk begitu melihat seorang perempuan yang hendak masuk. 
Aksi heroik Danel kembali terulang, Danel mencoba mengambil alih bawaan yang dibawa perempuan yang baru datang. Namanya Medina. Gefal telah bertemu Medina sebelumnya, saat setelah hukuman selesai didalam percakapan saat itu Medina berkata ‘Ya ampun Danel, Gefal kan sekelas sama kamu. Makanya jangan bolos terus!! Bergaul yang baik.’  Gefal mengingatnya jelas, karena perkataan Medina membuat Gefal tidak pusing mencari identitas kelasnya. Kini Medina membawa nampan yang diatasnya ada gelas berisikan minuman teh juga  ada pouch P3K.
“Huu..!! Gak perlu repot-repot gimana , orang ini kamu yang minta. Haus ya beli dikantin aja sih, pakai alasan sakit segala. Merepotkan.. “ Kata Medina sambil duduk disisi kasur membelakangi Gefal yang tiduran di kasur sebelah.
Dalam UKS terdapat dua kasur yang sebenarnya lebih cocok ditaruh dikamar saja.  Ruangannya tidak terlalu luas, tetapi rak, meja dan kursi tertata rapi sehingga ruangan UKS terasa tidak sumpek. 
Dih itukan bukan buat Aku. Noh buat Gefal...” Kini Gelas berisi teh hangat sudah ditangan Danel, yang kemudian ia berikan pada Gefal.. setelah ia sedikit meminumnya. 
Medina benar-benar terkejut ada orang lain selain dirinya dan Danel di ruangan itu, bagaimana bisa ia berjalan begitu fokus dengan nampan sampai tidak melihat sekelilingnya. Ahh,..  tapi ini karena Danel juga sering memanggilnya ke UKS. 
“Maaf,.. dan,, terimakasih ya Medina. Sebenarnya aku tidak minta, tapi Danel bilang...,-” 
Tidak ingin lebih merasa bersalah, Medina memotong perkataan Gefal “Iiyaa, iya. Maaf, ternyata Aku salah paham.” tentu saja Medina merasa malu, ia melirik Danel dengan tajam. Tatapannya seolah berkata ‘kalau ngomong yang jelas dong. Malu-maluin!!’ . Entah apa yang Danel tangkap dari tatapan Medina, Danel malah membalas dengan mengacungkan jempol. 
Walau kemudian Danel terus menggodanya; mengajak bercanda, Medina tidak bisa lepas dari rasa tidak nyamannnya. Bukan tanpa alasan dan bukan hanya karena Medina adalah pacar Danel. Mengapa Danel memanggil Medina adalah karena Medina ketua ekstrakulikuler PMR, dia sering menggantikan petugas kesehatan dikala sedang tidak bertugas untuk sekadar memberi obat atau pertolongan pertama. Walau sudah mencoba berbagai cara untuk membantu mengurangi rasa sakit dikepala Gefal, kecanggungan yang dirasakan oleh Medina tidak juga hilang.
“Terima kasih ya Medi, Aku juga gak menyangka kau punya obat yang sama dengan yang dokter berikan padaku. Pasti cita-cita kau jadi Dokter kan...” Ucap Gefal
“Iyaaa,.. Kamu,- kau sudah bilang itu tadi.” Kata Medina, suaranya yang lembut semakin tidak terdengar ketika ia berbicara dengan pelan.
“Kau, pasti akan jadi Dokter yang baik. Hehe aku belum bilang itu.” Ucap Gefal yang hanya dibalas dengan anggukan dan senyum oleh Medina. 
Ketika Danel mulai sibuk dengan ponselnya, ruangan tersebut tiba-tiba hening.  Kecanggungan semakin terasa, Medina duduk disisi kasur yang sedang Danel tiduri dengan posisi di tengah-tengah antara Danel dan Gefal yang berada di kasur sebelah, otomatis Medina dan Gefal berhadapan. Mereka berdua tidak tahu harus bagaimana, memulai pecakapan pun malah jadi sistem tanya-jawab dalam kuis cerdas cermat. Gefal tau memang aneh rasanya, melihat Medina sangat tidak nyaman dan gelisah. Walau tidak ingin, Gefal jadi mencoba sibuk dengan ponselnya. Sambil melirik-lirik Medina yang ia lihat bingung mau berbuat apa.   
“AAku kke kelas lagi ya..” Ucap Medina sambil menyentuh lengan Danel.
Danel menyimpan ponselnya yang sebenarnya ia gunakan karena tidak mau mengganggu Medina yang tengah mengobati Gefal. “Lho ngapain ? Kan kamu udah ngumpulin tugas, udah ijin juga sih ah. Aku bilang kan tiduran aja sini ..” Kata Danel sambil menepuk kasur tepat di sampingnya.
Ekspresi Danel yang senyum nakal penuh harapan membuat Medina merasa geli dan jengkel “Eshh.. mupeng!!.. mupeng*” Medina membalasnya sambil  terus mecubit-cubit pelan Danel. “sudah ku bilang berhentilah jadi orang yang mesum.. ish!.. isshh!” 
**
Jika disebut gelap, langit ini sudah yang paling gelap dari yang tergelap, bintang pun sudah menghilang. Jika disebut malam, tetapi hari pun sudah berganti. Apa Gefal harus menunggu Ranin sampai matahari terbit ...
Gefal sudah tidak perduli lagi dengan pertandingan sepak bola walau club favoritnya itu yang bermain. Terserah Messi mau ngapain . Gefal benar-benar tidak bisa fokus pada yang lain selain memikirkan Ranin yang tidak kunjung pulang dan tidak memberi kabar sama sekali, membuat Gefal terus menggerutu kesal.
“Sebenarnya apa gunanya dia memiliki handphone !!?”
“Memangnya ada kantor yang mempekerjakaan karyawannya sampai jam tiga pagi.!!?” Ucap Gefal sambil melihat jam dinding.
“Hah, serius sudah jam tigaa!! Ya ampun kenapa kakak belum pulang juga sih.!!!” Gefal terkejut melihat jam, karena sebelumnya ia melihat waktu masih menunjukan pukul 1 .
Gefal sudah melakukan apapun untuk mencegah dirinya agar tidak tertidur. Tapi yang ia butuhkan memang hanya tidur saat ini. Rasa kantuk dan khawatirnya terhadap Ranin membuat dirinya sangat frustasi. Ranin memang selalu pulang telat dari jam pulang kantor, tetapi selama kurang lebih satu bulan Gefal bangun dan hidup sebagai Gefal si adik dari Ranin, baru kali ini Gefal menunggu sampai selama ini. 
"Kemarin kakak juga pulang larut malam"
"Tapi tidak seperti kali ini"
"Semakin hari, semakin pagi buta dia pulang"
"Sebenarnya apa sih yang dia lakukan"
"Setidaknya dia kan bisa memberi kabar, membalas pesanku atau membacanya saja"
"Ishh"
"Dia itu perempuan.."
"Eshh.."
"Ahh, Aku juga ngantuk !!"
"3 jam lagi aku harus bersiap untuk sekolah."
"Kacau deh.."
Gefal sudah cuci muka untuk kesekian kalinya, ia pikir lapisan giginya juga akan menipis karena setelah cuci muka ia akan gosok gigi. Tidak ada yang bisa ia makan untuk camilan. Tontonan di televisi juga sudah sangat membosankan, Gefal juga sudah tidak ada ide untuk tontonan di youtube. 
"Raninnnn, kau ini perempuan cantik, dewasa dan ya.. galak.. tapi kejahatan itu menyeramkan. Galak saja tidak cukup. Ahh" kata Gefal penuh dengan tekanan.  
"Apa dia tidak diantar pulang dan harus naik transportasi umum, lalu dia kesulitan atau bahkan tidak tahu jalan.." pikiran Gefal sudah kemana-mana, ia tidak bisa tenang.
Sebenarnya bisa saja Gefal tidur, Ranin sudah dewasa dan dia tidak amnesia. Ia pasti tahu rumahnya dimana. Namun sejak Gefal menjadi Gefal, ia tidak punya banyak waktu bersama Ranin. Ranin selalu sibuk dengan urusannya, Gefal mengerti Ranin mencari uang. Ranin bekerja keras, dan bahkan Gefal yang habiskan uangnya untuk pengobatan. Gefal memutuskan berhenti dari semua pengobatan yang ia jalani, ia ingin Ranin tidak terlalu bekerja keras. Gefal tidak butuh terapi, Gefal akan mencoba untuk tidak perduli dengan masa lalunya. Gefal hanya ingin punya banyak waktu dengan Ranin. Namun, ternyata sama saja. Gefal terlalu banyak menunggu, ia selalu sendiri. Harapan jika ingatannya kembali dengan sendirinya pun hanya angan-angan. Gefal pun hanya bisa bersama Ranin dikala malam setelah Ranin kerja, dan pagi sebelum Ranin kerja. 
-Srrrtt
Suara-suara lain mulai terdengar. Bukan hal yang menyeramkan, Gefal langsung memeriksanya. Suara itu berasal dari luar rumahnya, Gefal segera membuka pintu saat melihat Ranin. 
"Kakk..." seru Gefal
Gefal menghampiri Ranin untuk membantu membukakan gerbang. Walau sudah frustasi menunggu, Gefal memberikan senyuman setulus yang ia bisa berikan pada Ranin yang terlihat lusuh itu. 
Gefal mengambil alih tas yang dibawa Ranin "Kak, bagaimana bisa kakak tetap cantik ketika harus kerja sampai jam segini"
"Apa kau berpikir aku kerja yang tidak benar ?" Tanya Ranin sampai menghentikan langkahnya. Baru kali ini Gefal melihat Ranin seserius ini, dengan wajah capeknya itu Ranin bertanya sambil menatap wajah Gefal. Gefal jadi tidak enak hati, Gefal takut Ranin tersinggung dengan perkataan sebelumnya. Padahal Gefal bilang Ranin cantik karena Ranin memang cantik, bahkan wajahnya masih terpoles make up dengan pas. Memang cantik.
"Apa kau akan menyuruhku berhenti ?" Tanya Ranin.
"Kak.." bukannya menjawab pertanyaan Ranin, Gefal merangkul Ranin dan mengarahkan untuk masuk kedalam rumah. Ranin tidak melepas rangkulan Gefal, Gefal yakin Ranin tidak dalam kondisi baik.
"Aku tadi tidur dan bangun untuk nonton bola. Messi menang" kata Gefal bicara omong kosong, karena aslinya ia tidak tau Barca menang atau kalah, maka dari itu ia hanya percaya pada Messi yang pasti mencetak gol.
Ranin langsung merebahkan tubuhnya disofa ketika sudah didalam. Sebenarnya dengan segala perlakuan cuek dan galak Ranin pada Gefal membuat Gefal juga segan untuk menunjukan perhatiannya. Tapi kali ini Ranin tidak marah-marah, bahkan saat Gefal memijit telapak kakinya. 
"Emm, itu.. aku,.. hanya tidak mengerti kenapa harus bekerja sampai jam segini." Gefal menjawab pertanyaan Ranin sebelumnya dengan hati-hati, ia juga tidak mau merusak momen.
"Aku tidak berkerja sampai pagi Gefal..." balas Ranin yang menutup matanya.
Gefal menghentikan tangannya yang memijit kaki Ranin. Entah kenapa perkataan Ranin membuatnya kehilangan tenaga "Hmm, lalu.. Apa kau punya pacar ?" 
"Entahlah.. apa kau punya pacar ?" Gefal benar-benar tidak puas dengan jawaban yang diberikan Ranin. Gefal pikir Ranin tidak sedang dalam kondisi bagus untuk diajak tanya-jawab. Setelah memberikan pertanyaan yang sangat random  untuk Gefal, Ranin malah langsung masuk kekamarnya. Padahal pertanyaan yang Gefal yakini hanya 'pertanyaan inseng' yang merupakan pengalihan itu malah membuat Gefal kepikiran. Sampai Gefal menahan paksa rasa kantuknya hanya untuk memikirkan apakah dia punya pacar atau tidak.
Danel dan Medina sangat akrab sekali tadi. Medi sangat manis dan pintar. Sepertinya akan bagus sekali jika Medi adalah pacarku. 
"Pfttttt..." Gefal menahan tawanya dalam kondisi 'nyawa yang setengah itu' Gefal terkekeh geli sendiri dengan apa yang baru saja ia pikirkan. 
Tapi sebenarnya aku punya pacar atau tidak ? Ahhh, bodoh sekali aku harus lupa dengannya. Mengapa juga aku hanya ingat kakak, atau Jangan-jangan Ranin adalah pacarku..
"Pffftttt"





#votevotevote
Thank u

Read more